Kamis, 03 Mei 2012

Andy's Corner Buku Kedua Andy F. Noya

Diawali dengan sebuah kalimat pembuka oleh Gede Prama di sampul belakang buku,

"... Ada banyak bibit di dalam diri manusia. Ada bibit kebodohan, keserakahan, kasih sayang, cinta, memaafkan, persahabatan. Pertanyaan berikutnya, bibit mana yang kita sirami setiap harinya?"

Kick Andy's Effect
Ada pula yang mengaku selama ini memendam dendam pada seseorang, tetapi setelah menonton Kick Andy, dia memaafkan orang yang dibencinya. Begitu pula seorang guru yang mengaku batal bunuh diri setelah menonton Kick Andy.

Yanti
Delapan tahun setelah perpisahan itu, saya pernah mampir ke Surabaya. Kesempatan itu saya gunakan untuk bertemu Yanti. Yanti nyaris seperti dulu. Hanya tubuhnya kini lebih besar. Tetapi Yanti sudah tidak mengenali saya lagi.

Kekuatan yang Tak Terlihat
Berisi kisah kenalan Pak Andy F. Noya saat masa sekolah, kelas satu STM Negeri Jayapura.
Sejak pukul enam sore kami bersembilan sudah terapung-apung di Laut Pasifik, di Teluk Cendrawasih, Papua. Sesekali mata kami saling menatap nanar. Kelelahan dan putus asa. Semua ini terjadi gara-gara kami mengabaikan peringatan nelayan yang meminta ksmi meninggalkan teluk sebelum pukul lima sore.

Ibu Ana
Singkat kata, saya gagal memenangi kompetisi antar-bintang itu. Ada perasaan malu. Tetapi perasaan bersalah lebih kuat. Saya telah mengecewakan teman-teman satu kelas, terutama Ibu Ana yang begitu yakin saya akan menang.

Pada saat seperti itulah saya merasakan kasih sayang seorang guru. Ibu Ana berkali-kali membesarkan hati saya agar tidak merasa bersalah. "Kamu anak pandai. Suatu hari kelak kamu akan berhasil," kalimat itu mengalir tulus dari Ibu Ana. "Dengan kepandaianmu mengarang, nanti besar kamu bisa jadi pengarang atau wartawan."

Ayah
Setelah itu, sekian lama saya tidak lagi mendengar kabar tentang Ayah. Saya kadang lupa bahwa saya punya seorang Ayah. Saya juga lupa apakah saya pernah merindukannya. Hidup terus berlalu, tanpa Ayah.

Kaca Spion

Lentera Jiwa
Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang sudah menduduki posisi puncak di perusahaan asuransi asing, mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak membuatnya bahagia. Dia merasa "lentera jiwa"-nya ada di ajang pertunjukan musik. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia merasa tidak siap jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.

Kematian (1)
Di depan mata saya, kaki sahabat saya tergilas ban mobil yang dikemudikan ayahnya. Dalam kondisi bersimbah darah dia dilarikan ke Rumah Sakit Stella Maris. Seminggu kemudian Eren pergi untuk selama-lamanya.

Kematian (2)
Kematian datang dengan caranya sendiri. Kadang tak terduga. Termasuk ketika dia menjemput Ayah. Sungguh sangat tidak terduga. Sepuluh menit yang lalu kami masih berdialog. Bahkan sedikit bersitegang. Gara-gara ayah melarang saya pergi.

Biskuit Lebaran
Maka sepanjang sisa pelayaran kami menyaksikan wajah-wajah yang bersedih. Terutama wajah sang petani tua. Muncul penyesalan. Tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada keberanian untuk mengaku di hadapan mereka bahwa kamilah yang mencuri biskuit itu.

Ronny
Tiga minggu sebelum meninggal, Ronny Patinasarany mengirim SMS kepada saya. "Bung, saya sekarang berada di Jakarta. Kalau ada acara lagi. Saya siap membantu." Pesan itu segera saya sampaikan kepada tim produser Kick Andy. Tetapi, belum lagi kami bertemu, maut lebih cepat menjemputnya.

Lentera Jiwa (Sebuah Jawaban)
"Bang Andy berani keluar dari Metro TV dan mengejar Lentera Jiwanya karena Bang Andy sudah mapan secara finansial. Tetapi bagaimana dengan mereka yang jangankan untuk mengejar Lentera Jiwanya, untuk makan sehari-hari saja sudah setengah mati?"

Penyesalan
Pernah terlintas dalam hati saya sebuah keraguan. Apakah menuliskan curahan hati saya di Andy's Corner, yang kemudian menjadi buku, adalah keputusan yang benar? Banyak rahasia hidup saya yang selama ini tidak diketahui orang, terungkap di Andy's Corner.

Menghakimi
Apakah Marleen dan remaja-remaja yang melahirkan karena hubungan seks bebas itu layak mendapat penghakiman kita? Bukankah mereka juga korban dari situasi rumah tangga dan lingkungan yang tidak mendukung?Apakah Melati  yang pernah "jatuh" akibar cinta buta di usianya yang muda harus menerima vonis dari kita seumur hidupnya?

Pelajaran
Sebelum terjadi salah paham, kepadanya saya meminta maaf karena masuk ke rumahnya tanpa permisi. Dengan suara pelan saya menceritakan bahwa saya sedang dikejar-kejar sekelompok siswa sekolah lain. Sekolah saya dan sekolah mereka terlibat tawuran.

Rudy Hartono
Banyak yang ingin seperti Rudy Hartono. Tetapi berapa banyak di antara kita yang mau menjalani proses latihan yang berat dan panjang? Kita ingin menjadi Rudy Hartono tetapi tidak ingin dihadapkan pada proses tadi.

Empati
Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpai hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar