Pertama kali terjun sebagai reporter ketika pada 1985 Andy membantu Majalah Tempo untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Saat itu pemuda berdarah Ambon, Jawa, dan Belanda ini masih kuliah di Sekolah Tinggi Publisitik (STP) Jakarta.
Andy sebenarnya lulusan sekolah teknik. Begitu lulus SD sang timur Di
Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini melanjutkan sekolah di
Sekolah Teknik lalu ke STM Jayapura. Tidak sampai tamat, ia pindah ke
Jakarta dan melanjutkan ke STM 6 Jakarta.
Meski demikian, sejak kecil dia sangat jatuh cinta pada dunia
tulis-menulis. Kemampuannya menggambar kartun dan karikatur semakin
membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya. Oleh
sebab itu begitu lulus STM, walau mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke
IKIP Padang, Andy memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publisistik
(sekarang Institut Ilmu Sosial dan Politik
Jakarta). Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di perguruan tinggi
tersebut sebab kampus tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya
menjadi wartawan sudah sedemikian membara, akhirnya Andy "Naik banding"
dan menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik Ali Mochtar Hoeta Soehoet.
Kepada sang rektor Andy Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang
rektor menyerah dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes
masuk, dengan catatan (syarat) dia harus meminta surat rekomendasi dari
Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, apabila di kemudian hari nilai
mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar. Ternyata prestasi Andy bagus
dan kuliahnya pun berlanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar