Andy Flores Noya adalah seorang wartawan dan presenter
terkenal acara Kick Andy, sebuah acara yang edukatif karena acara ini
memberikan banyak inspirasi kepada para penontonnya. Ia lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 6 November 1960.
ANDY F. NOYA selama ini lebih dikenal sebagai wartawan cetak. Lebih
dari lima belas tahun dia bergumul dengan dunia jurnalistik untuk media
cetak.
Pertama kali terjun sebagai reporter ketika pada 1985 Andy membantu
majalah TEMPO untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Saat
itu pemuda berdarah Ambon, Jawa, dan Belanda ini masih kuliah di Sekolah
Tinggi Publisitik (STP) Jakarta.
Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha TEMPO. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior TEMPO untuk memperkuat majalah MATRA yang baru diterbitkan oleh TEMPO. Andy tertarik lalu bergabung.
Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha TEMPO. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior TEMPO untuk memperkuat majalah MATRA yang baru diterbitkan oleh TEMPO. Andy tertarik lalu bergabung.
MATRA agaknya bukan pelabuhan terakhirnya. Pada 1992 datang tawaran
dari Surya Paloh, pemilik suratkabar Prioritas yang waktu itu dibreidel,
untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka
sejak itulah Andy kembali ke suratkabar.
Pada 1999, RCTI menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan
wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya
ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi
Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama
wartawan senior DjafarAssegaff, Andy diutus untuk membantu. Tugas utama
adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi
ke RCTI.
Pada tahun 2000, Metro TV mendapat ijin siaran. Surya Paloh memanggil
Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga
tahun kemudian (2003) Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan
menjadi pemimpin redaksi di suratkabar umum terbesar kedua itu.
Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco
mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini menjadi wakil pemimpin umum di
Media Indonesia, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV
menggantikan Don Bosco.
Dalam perjalanan kariernya Andy pernah menjadi host program Jakarta
Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima
tahun (1994 sd 1999).
Sewaktu mahasiswa lelaki yang gemar renang dan baca ini rajin menulis
di berbagai majalah dan suratkabar. Terutama cerpen dan puisi. Dia juga
aktif mengirim karikatur dan kartun ke berbagai media nasional.
Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak
lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini
sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura.
“Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis.
Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih
dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,’’ tutur Andy.
Maka, setamat STM 6 Jakarta, Andy melamar masuk ke Sekolah Tinggi
Publisistik (sekarang IISIP, Lenteng Agung). ’’Saya sekarang menikmati
betul menjadi seorang jurnalis,’’ ujarnya
Semoga cerita dan kisah-kisah yang Andy sajikan menjadi bahan pembelajaran kita semua untuk menjadi manusia seutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar