Ku biarkan, ku mengikuti suara dalam hati
Yang selalu membunyikan cinta
Ku percaya dan ku yakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku..”
Yang selalu membunyikan cinta
Ku percaya dan ku yakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku..”
Itulah penggalan lirik lagu Lentera Jiwa yang menjadi tema acara
Kick Andy off air, Jumat (12/8) silam. Kali ini, Kick Andy
menyelenggarakan acara di Sasana Budaya Ganesha ITB. Acara ini merupakan
kerjasama antar MetroTV dan beberapa lembaga KM ITB. Di sini, Kabinet
KM ITB membantu publikasi intrakampus, penjualan tiket serta
pengondisian venue saat acara berlangsung. Selain itu, ada juga
teman-teman dari 8EH Radio ITB dan Radio Kampus ITB yang ikut membantu
publikasi serta dokumentasi acara.
Dalam acara tersebut, hadir Yoris Sebastian, Nugie, dan Wahyu Aditya
sebagai pembicara. Pada acara ini, dipertanyakan adanya lentera jiwa
pada setiap peserta yang hadir di Sabuga ITB.
Apa itu lentera jiwa? Lentera Jiwa adalah passion atau kata hati. ”
Masih banyak anak muda yang tidak menyukai apa yang ditekuninya
sekarang,” tutur Andy F. Noya, host acara Kick Andy. Diharapkan acara
ini dapat membantu anak muda menemukan jalannya sendiri, bukan karena
orangtua, keluarga ataupun sekedar ikut-ikutan orang lain. Menemukan
jalannya dengan mengikuti kata hati, jalan lentera jiwa.
Yoris Sebastian, pengusaha sukses yang sempat menjadi General Manager
Hard Rock Café Indonesia termuda, awalnya menuntut ilmu di jurusan
akuntansi Universitas Atmajaya. Namun di tengah jalan, ia memutuskan
untuk berhenti dan fokus melanjutkan kariernya. Awalnya orangtua Yoris
menentang keputusannya tersebut, namun pada akhirnya ia berhasil
membuktikan bahwa ia mampu.
“Karena ini adalah lentera jiwa saya, sesuatu yang membuat diri saya
bergejolak secara positif,” ujar Yoris. Kini Yoris telah banyak
menghasilkan program kreatif seperti I Like Monday, Destination No Where
serta mendirikan OMG Consulting dan Creative Junkies. Dari lentera
jiwanya ini, ia juga meraih penghargaan International Young Creative
Enterpreneur of The Year dari British Council pada tahun 2006.
Hal yang sama juga dialami oleh Nugie, musisi yang menciptakan lagu
Lentera Jiwa. Lagu yang diciptakannya tahun 2007 itu ternyata adalah
kisah kegamangannya sendiri dalam dunia musik. Pada tahun 1997, Nugie
yang tinggal selangkah lagi lulus dari FISIP UI memutuskan untuk
berhenti setelah tujuh tahun kuliah. “Waktu itu saya mikir daripada saya
sekedar lulus-lulusan, lebih baik saya total di musik,” kenang Nugie.
Keputusannya tersebut sempat membuat sang ibu kecewa berat. Tetapi
kegemarannya bermusik kini telah mengantarkannya menjadi seorang musisi
sukses. “Saya bahagia atau nggak, itu yang saya ukur,” ucap Nugie,
drummer Papa Rock N Roll yang kini tengah menggarap proyek musik bersama
band barunya, Mr. Mohatsing.
Sementara Wahyu Aditya, animator Indonesia yang mendirikan sekolah
animasi Hellomotion, rupanya tumbuh besar dari keluarga dengan latar
belakang dokter. Namun alih-alih meneruskan tradisi keluarga, Wahyu
lebih memilih melanjutkan karier di dunia animasi yang dicintainya sejak
kecil. Wahyu menggunakan asosiasi arus air dan lentera jiwa untuk
menggambarkan pilihan hidup.
“Yang namanya arus air, kita tidak bisa mengendalikan, yang
mengendalikan adalah air. Masa depan memang tak bisa diprediksi tapi
ketika kita punya lentera jiwa kita bisa mengetahui apa yang ada di
depan kita,” ujar Wahyu. Sekarang Wahyu telah mendirikan Kementerian
Desain Republik Indonesia (belum/tidak sah) yang mendesain berbagai
macam logo dan karya nasionalisme dengan tujuan mengampanyekan Indonesia
ke dunia internasional.
Di penghujung acara, Andy juga menghadirkan remaja dari Rumah
Cemara. LSM yang mewadahi penyandang AIDS, mantan pengguna narkoba dan
masyarakat kurang beruntung lainnya. Mereka ternyata adalah kumpulan
para pemuda yang memiliki keahlian dalam bidang sepakbola, dan tahun ini
akan mengikuti kompetisi internasional di Perancis. Menggunakan
sepakbola untuk meningkatkan kualitas hidup para penyandang HIV maupun
mantan pecandu. Konsep Rumah Cemara yang dihargai peringkat pertama
dalam kompetisi ide sepakbola dunia.
Gubernur Jawa Barat yang sore itu hadir mengemukakan apa yang patut
diteladani dari remaja Rumah Cemara, “Ketika ada satu kejadian menimpa
kita, kita harus bangkit dan menatap masa depan. Jika bersedih dan
menengok ke belakang masalah tidak akan selesai. Masalah baru bisa
selesai jika kita menatap ke depan.” Rumah Cemara, sebuah contoh lain
bentuk perwujudan Lentera Jiwa.
Kick Andy off air hari itu ditutup dengan penampilan dari band Empat
Peniti, bagi-bagi buku, serta doorprize. Talkshow selama kurang lebih
tiga jam yang menyisakan satu pertanyaan penting, sudahkah kita
menemukan lentera jiwa? (SOC/Affina Musliha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar